Jumat, 09 Oktober 2009

Bagaimana Sikap Saat Kegagalan Dahsyat Melanda

Bagaimana Sikap Saat Kegagalan Dahsyat Melanda? Untuk menjawab pertanyaan ini kiranya kita harus Belajar Dari Soichiro Honda.

Tahun 1983, Honda menginvestasikan semua uangnya untuk membuka bengkel kecil dimana ia berusaha menghasilkan ring piston. Toyota ternyata menolak dengan mengatakan bahwa ia tidak memenuhi standar mereka.

Honda kembali bersekolah ketika desain produknya dianggap tidak jelas oleh dosennya dan teman-teman yang lain. Tetapi setelah dua tahun, desain baru diterima. Toyota memberi kontrak kepadanya.

Ketika itu timbul masalah baru karena pihak Jepang sedang siap sedia berperang dan enggan memberi modal untuk mendirikan pabrik. Ia lantas mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk “mendirikan” pabrik sendiri.

Setelah itu perang meletus dan pabriknya terbakar dua kali dan beberapa bagian pabriknya musnah.

Ia tidak murung, tetapi bergegas keluar dan mengumpulkan karyawan agar mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal terbang AS, untuk digunakan sebagai bahan mentah pabrik.

Kemudian gempa bumi juga menghancurkan pabrik. Akhirnya ia memutuskan menjual pabrik ring piston ke Toyota.

Setelah itu ia mencoba beberapa usaha lain tetapi semuanya gagal.

Akhirnya pada tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Honda tidak dapat menjual mobil untuk membeli makanan bagi keluaranya. Dalam keadan terdesak , ia memasang motor kecil pada sepeda dan setelah itu, seorang demi seorang tetangganya meminta Honda membuat kendaraan yang sama untuk mereka, sampai ia kehabisan motor. Kemudian ia memutuskan untuk mendirikan pabrik motor.

Tetapi, pada waktu itu, pihak pemerintah Jepang mengeluarkan Undang-undang pembatasan penggunaan bahan bakar. Untuk menjalankan motornya, Honda harus menyadap damar pohon pinus dan mencampurnya dengan bensin guna “menghilangkan” bau bahan bakar.

Untuk meningkatkan modal bagi pabrik sepeda motornya, ia menulis surat kepada 18.000 pemilik sepeda dan menerima 5.000 jawaban yang memberi kesanggupan meminjamkan modal kepadanya.

Ketika sepeda motor selesai dibuat, hanya sedikit orang yang membeli karena sepeda motor terlalu besar! Kisah seterusnya kini menjadi legenda. (282) Billi P.S. Lim

Baca Juga Artikel Menarik Di bawah Ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.