Senin, 05 Oktober 2009

Duka Di Hari Fitri

Bandung, Jum'at 25 September 2009
Oleh : Sunaryo Saripudin S.Pd

Kebahagiaan karena menyambut hari yang fitri mendadak sirna setelah menerima telphon dari Bandung. Saat itu, sekitar jam 4.30 kami sekeluarga sudah bangun. Rasanya tidak sabar untuk segera melakukan sholat Iedul Fitri.

Makanan sudah ada dihadapan kami-dengan menu spesial lebaran. Tentu sangat menggoda perut. Walau saat itu kami tidak membuat sayur apapun kecuali mie gelas tapi kami punya beraneka sayuran daging. Ada sayur daging sapi, sayur ayam maupun mie bihun. Nenek baik hati yang rumahnya di depan dan samping rumah kami yang memberinya.

Makan pun berlangsung....lumayan khusyu (sholat kali khusyu). Di tengah nikmatnya menyantap makanan sambil membicarakan masalah acara kami setelah Sholat IED...tiba-tiba handphone berbunyi.....

Seketika istri menangis tersedu sambil teriak memanggil ibu (Mertua) seraya ingin segera Bandung. tersentak memang rasanya melihat sang istri berprilaku diluar biasanya. Rasa penasaran yang amat sangat menghinggapi ku...."Apa sebenarnya yang terjadi".

Ternyata Istriku menerima telphone dari kakaknya bahwa Ibu telah tiada. Innalilahi wainnalilahi Rajiun.

Perasaan hampir tidak percaya mendengar kabar ini. salah tingkah menghampiri kami semua. Harus bagaimana...?

Makan yang tadinya terasa lejat langsung sirna. Bahkan kami semua sudah tidak menghiraukan makanan lagi meskipun berantakkan. Yang ada adalah berpikir "Bagaimana harus sampai ke Bandung secepat mungkin".

Saya langsung ke rumah Bos-ku (yang pasarnya saya kelola) untuk memberi kabar duka ini sekaligus meminjam mobilnya. Tidak lupa saya langsung telphon salah satu staf ku untuk mengantar kami ke Bandung. Ringkasnya, sekitar jam 5.54 semua udah siap. Kami membawa perlengkapan seadanya karena sudah tidak sabar lagi ingin segera sampai ke Bandung.

Kami berangkat jam 5.59. Mobil kangsung melincur menuju pintu Tol CIkarang Pusat. Mobilpun terus tancap gas. Alhamdulillah saat itu jalan tol masih kosong. Hanya terlihat beberapa mobil saja.

Sekitar Jam 7.15 kami sampai.

Mohon maaf sebelumnya.....karena saya tidak sanggup melanjutkan ceritanya. sampai disini saja.

Semoga Ibu (mertua) ku diterima disisi Allah. Dan semoga kami dan seluruh anak-anak menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, jadi ahli ibadah. Karena inilah yang bisa membuat Beliau bangga.

Amalan yang tiada terputus meskipun sudah meninggal dunia salah satunya yaitu Anak yang shaleh yang selalu mendo'akan orang tua.

Kami sangat yakin... Ibu adalah ahli ibadah, ahli menolong orang yang tidak pernah mengharap balasan, ahli sabar dan tidak pernah mengeluh.....Ibu yang kokoh, tegar dan perkasa.

Bagaimana tidak????? Walaupun beliau seorang diri namun mampu membesarkan dan menyekolahkan ke-empat anaknya hingga S1 tanpa mengeluh sedikitpun.

Mental baja inilah yang patut kita TIRU......

Mohon do'anya kepada semua.......terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.