Sabtu, 06 Juni 2020

Bisnis Ayam Goreng dan Kecepatan Penambahan Jumlah Outletnya

Setiap bisnis ayam goreng yang kini menyebar di berbagai tempat di Indonesia mempunya caranya sendiri-sendiri dalam mengembangkan jumlah gerainya.

Ini pelajaran penting yang sangat berharga bagaimana bisa secepat mungkin mengembangkan gerai sebanyak-banyaknya dalam waktu lebih singkat.

1. Quick Chicken
Diawali pada tahun 1999, Bedi mulai menyewa sebuah ruko di daerah  Demangan seharga Rp 8 juta per tahun.

Namun apa hasil, omzet pendapatannya  hanya float rate  Rp200 ribu per bulan atau sekitar Rp2,5 juta per tahun. Artinya ia harus tombok Rp5,5 juta hanya untuk menutupi sewa ruko, belum lagi  harus menalangi biaya lain lain seperti bahan baku dan  membayar karyawan.

Quick Chicken berdiri tepat pada 22 April 2000. Pada 2008, total gerai Quick Chicken sudah berjumlah 60-an cabang. Setiap cabangnya kala itu memiliki rata-rata omzet Rp30–40 juta dengan porsi profit 10–15%.

Hanya dengan informasi dari mulut ke mulut, pada 2010, jumlah mitranya sudah mencapai 100 orang lebih.

Tahun 2016, jumlah cabang Quick Chicken sudah mencapai 321 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Lombok, hingga Papua. Dari total gerai tersebut, 76 di antaranya miliknya sendiri sementara sisanya merupakan milik mitra.

Perkembangannya begitu pesat hingga pada tahun 2018, Quick Chicken telah memiliki 550 gerai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.