Sabtu, 02 Desember 2017

Mencintai Ulama 9

Pembaca Rambu Islam, salah satu dari nikmat paling besar yang ALLOH beri kepada kita ialah nikmat iman, islam dan ilmu. Sebab tanpa hal tersebut segala sesuatu yang kita punya akan hampa makna dan bahkan menjadi malapetaka.

Tiga hal itu tidaklah sampai kepada kita dengan sekonyong-konyong, namun mengalami proses panjang melewati beberapa perantara diantaranya ialah para nabi, sahabat, tabi’in dan beberapa ulama sholih setelahnya. Maka tentunya untuk kita harus berterima kasih dan menghargai sosok-sosok agung nan mulia yang menjadi perantara sampainya nikmat tersebut kepada kita.

AGUNGNYA DERAJAT ULAMA
Banyak sekali penjelasan mengenai betapa dahsyatnya derajat ulama di sisi ALLOH subhaanahu wa ta’la diantaranya Hadits berikut ini,

“Sesungguhnya para Ulama ialah pewaris para Nabi. Sungguh para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu tersebut maka dia mengambil bagian yang sangat berharga.” (HR.At-Tirmidzi)

Juga hadits berikut ini,

“Manusia yang terdekat dengan para Rasul kelak pada hari Kiamat ialah para ulama dan para syuhada (orang yang mati syahid). Adapun para ulama sebab mereka-lah yang menunjukkan manusia atas apa yang telah diajarkan oleh para Rosul. Dan para syuhada telah mengorbankan nyawa mereka untuk memperjuangkan ajaran para Rasul.”

Sebetulnya masih begitu banyak keterangan yang menjelaskan betapa mulianya derajat Ulama di sisi ALLAH Subhanahu Wata’ala. Akan tetapi cukuplah dua hadits tersebut sebagai motivasi untuk kita agar semakin mencintai dan menghormati para ulama.

PENTINGNYA MENGIKUTI ULAMA
Para ulama merupakan penerus perjuangan para Nabi, maka menaati nasihat juga dari petunjuk mereka ialah menaati perintah Nabi. Dan menentang mereka pun berarti menentang ajaran Nabi. Dalam sebuah riwayat diterangkan,

“Akan datang suatu zaman atas ummat MUHAMMAD di mana mereka akan berlari, enggan mengikuti para ulama dan orang-orang yang mengerti hukum agama. Maka ALLAH Subhaanahu wa ta’la akan memberi petaka kepada mereka berupa tiga hal. Pertama, ALLAH akan mengangkat keberkahan rejeki dari pekerjaan mereka. Kedua, ALLAH akan memberi mereka pemimpin yang dzolim. Ketiga, mereka akan meninggalkan dunia dengan tanpa membawa iman.” (Kitab Nashoihul Ibad Hal.7)..

Naudzubillah min Dzalik..

KETIKA ULAMA BERSELISIH

Satu hal yang wajib kita fahami bersama, bahwa para ulama bukanlah sosok sempurna yang tidak luput dari salah dan dosa sebagaimana para NABI. Begitu juga di dalam menentukan sikap, para ulama mempunyai cara dan sudut pandang yang beragam sesuai dengan kultur atau kondisi yang beliau-beliau hadapi. Maka sudah seharusnya kita yang awam ini bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan ini.

Andaikata diantara mereka mengerjakan hal yang menurut kita kurang tepat atau bahkan salah, sungguh tidaklah pantas bagi kita yang menimba ilmu ini untuk menghakimi, mencela apalagi membully-nya. Apabila melakukan itu semua terhadap orang biasa saja tidak dibenarkan, apalagi terhadap sosok-sosok yang secara kapasitas keilmuan dan jasa-jasanya lebih besar dari kita. Baik jasa dalam membangun kemajuan agama ataupun bangsa.

Berusahalah untuk senantiasa mengikuti para ulama yang mengajarkan kita kepada kebaikan dan kebenaran sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadits tanpa adanya mencemooh para ulama yang berbeda sikap dengan kita.

Semoga ALLAH Subhaanahu Wa Ta’la senantiasa menjaga, memberkahi para ulama dan guru-guru kita serta menuntun langkah kita untuk selalu menghormati dan menghargai kapasitas Beliau-beliau.
Sumber : Fanspage Gus M. Ajir Ubaidillah (Pengasuh PP Nurul Huda Banyumas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.