Senin, 29 Juni 2020

Prinsip Pareto

Salah satu bagian dari seni manajemen adalah menganalisa mana hal yang signifikan dalam kegiatan usaha dan mana hal-hal sepele yang kurang penting. Untuk tujuan itu, sebagian orang menggunakan prinsip Pareto.

Prinsip Pareto atau The Pareto principle atau sering disebut prinsip 80/20, yang dicetuskan oleh ekonom Italia Vilfredo Pareto, menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% dari efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Dalam implementasinya, prinsip 80/20 ini dapat diterapkan untuk hampir semua hal. Misalnya:

  • 80% dari keluhan pelanggan muncul dari 20% dari produk atau jasa.
  • 80% dari keterlambatan jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
  • 20% dari produk atau jasa mencapai 80% dari keuntungan.
  • 20% dari tenaga penjualan memproduksi 80% dari pendapatan perusahaan.
  • 20% dari cacat sistem menyebabkan 80% masalah.

Seorang penulis, Richard Koch, telah menulis dua buku tentang hukum Pareto. Dalam tulisanKoch yang terakhir, berjudul “The 80/20 Revolution”, memberitahu Anda bahwa apa pun bisnis Anda hendaknya carilah dua hal:


  • Carilah 20% dari kegiatan yang memakan 80% dari waktu anda.
  • Carilah 20% pengeluaran yang memakan 80% dari total biaya pengeluaran.

dan biasanya kedua hal tersebut sama.

Lalu perhatikan kegiatan yang memakan 80% waktu tersebut, dan cobalah untuk membagi waktu.

Kemudian coba hitung-hitung apakah pembagian waktu itu menghasilkan pengurangan pengeluaran dan kira-kira efisiensi apa yang bisa didapatkan?

Coba lakukan perhitungan tersebut sampai kurang lebih 3 skenario pembagian waktu.

Lalu setelah itu tanyakanlah pada diri anda apakah kira-kira perubahan tersebut dapat benar-benar mengurangi pengeluaran dan meningkatkan kepuasan pelanggan? Jika jawabannya ya, maka lakukanlah.

Untuk waktu yang lama, Hukum Pareto telah mengacaukan prospek ekonomi seperti sebuah penghalang yang senantiasa berpindah dalam sebuah lanskap: sebuah hukum empiris yang tidak seorangpun dapat menjelaskannya – Josef Steindl

Pada tahun 1897 seorang ekonom berkebangsaan Italia, Vilfredo Pareto, sedang melakukan penelitian tentang pola kekayaan dan pendapatan pada abad 19 di Inggris. Ia menemukan bahwa sebagian besar pendapatan dan kekayaan hanya dinikmati oleh kelompok minoritas dalam sampel penelitiannya. Ia juga menemukan dua fakta penting lainnya yaitu: Pertama, ada hubungan matematis yang konsisten antara proporsi orang dengan jumlah kekayaannya. Contohnya:  jika 20% populasi menikmati 80% kekayaan, maka dapat diprediksi bahwa 10% penduduk menikmati 65% kekayaan, dan 5% akan mendapatkan 50% kekayaan. Hal ini yang disebut oleh Pareto sebagai predictability unbalanced atau ketidakseimbangan distribusi kekayaan yang dapat diprediksi

Penemuan Pareto lainnya adalah pola ketidakseimbangan ini berulang secara konsisten dengan pola yang sama, kontinyu, dan memiliki ketepatan matematis pada negara lain dal dalam kurun waktu yang lama.

Prinsip Pareto dipakai secara luas pada tahun 1950-1990, dipelopori oleh Guru kualitas kelahiran Rumania Joseph Moses Juran. Ide hebatnya adalah menggunakan prinsip Pareto bersama dengan metode statistik lain untuk menghilangkan cacat kualitas dan meningkatkan keandalan. Dalam bukunya Quality Control Handbook yang terbit pada tahun 1951 menjelaskan bahwa Prinsip Pareto tentang ketidakseimbangan yang berlaku pada distribusi kekayaan, berlaku pula pada distribusi hilangnya kualitas. Tidak banyak yang percaya pada teori Juran di AS waktu itu, sampai dia diundang oleh konsorsium industri  Jepang untuk memaparkan teorinya dan menetap di sana untuk mengubah nilai dan kualitas produk mereka, itulah awal dari revolusi kualitas secara global.

Alasan kenapa kita perlu memahami prinsip Pareto karena prinsip ini bertentangan dengan intuisi kita, kita cenderung berharap bahwa semua penyebab sama pentingnya, semua konsumen adalah sederajat! Kita pernah melihat usaha pemerintah untuk meratakan pendapatan, namun ketidaksetaraan yang dihilangkan di satu tempat akan muncul di tempat lainnya. Perlu kita pahami hal ini adalah suatu bentuk kewajaran.

Jadi, dengan memahami dan memanfaatkan prinsip Pareto dalam kehidupan kita, maka kita akan  berusaha menjadi yang terbaik dalam sedikit hal, daripada menjadi baik dalam banyak hal dan kita akan berusaha untuk bekerja lebih sedikit untuk mencapai beberapa tujuan yang paling berharga daripada mengejar setiap peluang yang ada.
(Sumber : http://sixsigmaindonesia.com/)



Read more https://pengusahamuslim.com/3445-prinsip-pareto-1835.html

(Sumber : pengusahamuslim.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.