Minggu, 17 Mei 2020

Imam Shamsi Ali | Imam Besar Masjid New York

Imam Shamsi Ali | Imam Besar Masjid New York & Pendiri Pesantren Pertama di Amerika | Islam di Amerika dibawah Pemerintahan Donal Trump

Imam Shamsi Ali adalah Ulama Islam dan Imam terkenal di New York City, Amerika Serikat. Beliau adalah seorang Ulama Tafsir (a revered Qur'an scholar) dan Ilmu Perbandingan Agama, fasih berbicara Indonesia, Inggris, Arab dan Urdu.
Saat ini Imam Shamsi Ali menjabat sebagai Direktur/Imam Jamaica Muslim Center New York, komunitas Muslim terbesar di kota New York, Presiden Nusantara Foundation (yayasan yang didirikannya tiga tahun lalu, dan juga Presiden Muslim Foundation of America, sebuah yayasan dakwah di Amerika Serikat.

Imam Shamsi Ali juga pernah menjabat sebagai Imam Islamic Center New York dan Ketua Masjid Al-Hikmah, masjid milik warga Indonesia di kota New York. Kiprahnya di organisasi internasioanl sangat banyak, di antaranya sebagai anggota Dewan Penasehat untuk sejumlah organisasi antara agama, termasuk Pusat Tanenbaum dan Federasi untuk Perdamaian Timur Tengah, Ketua Dewan Pembina untuk Asean Federation of Muslim Amerika Utara, anggota Dewan untuk Kemitraan Imam di NY, pendiri-bersama (co-founder) UNCC (Rohaniwan Universal Koalisi-International).
- Presiden dan anggota Dewan Yayasan Muslim Amerika, Inc., Ketua Parade tahunan Muslim di NYC., Wakil Presiden Koalisi Asia di Amerika (AAC-USA) dan Perwakilannya di PBB.

Di kalangan komunitas Muslim Indonesia di Amerika Utara Imam Ali adalah Dewan Penasehat IMSA (Indonesian Muslim Society di Amerika), juga Dewan Penasehat ICMI (Indonesian Muslim Society Intelektual di Amerika). Dikenal di kalangan komunitas antar agama, menjadi penceramah di gereja-gereja, sinagog Yahudi, dan lembaga-lembaga lainnya baik secara nasional dan internasional.

Imam Shamsi Ali salah satu dari dua Imam yang diundang untuk menemani Presiden George W. Bush di saat mengunjungi Ground Zero beberapa hari setelah 11 September. Berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Imam dan Rabi untuk Perdamaian di Seville Spanyol 2006 dan National Summit pertama Imam dan Rabi Amerika Utara 2007, mewakili komunitas Muslim pada diskusi antar-agama dalam acara dialog Agama dan Pembangunan Berkelanjutan di Gedung Putih pada tahun 2007. Imam Ali juga berpartisipasi dalam Dialog Antar Agama Transatlantic 2008 di Frankfurt, Jerman.

Imam Shamsi dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh tokoh agama yang paling berpengaruh di New York City oleh New York Magazine (2006). Juga diangkat "Duta Perdamaian" oleh Federasi Internasional Agama Penghargaan Interfaith ICLI 2008. Dan dianugerahi sebagai salah satu dari 100 penerima the 2009 Ellis Island Medal of Honor Award. Ini medali emas bergengsi non militer adalah pengakuan tertinggi yang diberikan kepada imigran dengan kontribusi luar biasa kepada masyarakat Amerika dan dunia dan baginya, itu karena dedikasi tanpa henti dalam membangun jembatan antara komunitas agama. Pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014, Imam Ali terpilih sebagai salah satu dari 500 Muslim paling berpengaruh di dunia oleh Studi Islam Royal Center Strategis di Yordania dan Universitas Georgetown.

Riwayat Pendidikan memperoleh gelar BA dalam tafsir dari Universitas Islam Internasional Islamabad-Pakistan pada tahun 1991 dan gelar MA dalam Studi perbandingan Agama dari universitas yang sama pada tahun 1994.

Imam Shamsi Ali memiliki kesempatan untuk bertemu dengan berbagai tokoh, seperti mantan Presiden GW Bush, Bill Clinton, Hillary Clinton, Pataki, Michel Bloomberg, serta Presiden Bambang Yudhoyono dan mantan Presiden RI Prof BJ Habibie dan KH Abdurrahman, dan tentunya presiden terpilih Amerika saat ini Donald Trump.

Imam Shamsi Ali telah menerbitkan banyak tulisan di berbagai media, dan beberapa buku antara lain Dai Muda di NYC (GIP, 2008), True Love in America (GIP 2010), Sons of Abraham (Beacon Press, 2013 USA), Menebar Damai di Bumi Barat (Mizan 2014) dan Anak-Anak Ibrahim (Mizan 2014), dan 7 Tokoh Dunia (Gramedia 2016).

Di penghujung tahun 2014 lalu Imam Shamsi Ali mendirikan Yayasan Nusantara di Amerika untuk menjadi jembatan dakwahnya yang lebih luas, sekaligus menjadi jalan mengenalkan negara asalnya, Indonesia. Kiprahnya di dunia Internasional menjadikannya satu dari segelintir anak bangsa yang “go Internasional” dalam dunia dakwah. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan satu-satunya pemimpin Muslim asal Indonesia yang menembus dunia Barat dalam membangun imej positif tentang agama Islam.

Imam Shamsi Ali yang berasal dari Indonesia, serta lahir dan dibesarkan di Bulukumba, Sulawesi Selatan, daerah yang terkenal perahu kayu tradisional yang disebut pinisi. Berusia 49 tahun dan saat ini tinggal di Jamaika, Queens, dengan Mutiah (istri) dan enam orang anak.

Melalui Yayasan Nusantara, Imam Shamsi Ali saat ini sedang berjuang mendirikan pondok pesantren pertama di Amerika. Sebuah properti dengan lahan seluas 7.4 hektar di kota Moodus Connecticut telah dibeli beserta beberapa gedung untuk dijadikan pesantren. Melalui pesantren tersebut Imam Shamsi Ali berusaha mengenalkan Islam yang ramah, berkemajuan dan sejalan dengan nilai-nilai positif modernitas. Atau lebih dikenal dengan istilah Islam yang rahmatan lil-alamin kepada dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.