Sabtu, 02 Desember 2017

Mencintai Ulama 11

Kenali dan Dekatilah Ulama

Tahukah anda?

Duduk bersama ulama (orang-orang berilmu) menimbulkan banyak kebaikan. Tak dapat dipungkiri, semua orang pasti menginginkan hidupnya tenang, damai dan sejahtera baik didunia maupun diakhirat. Namun, kebanyakan orang kurang percaya bahkan tidak mengetahui bahwa salah satu kuncinya adalah sering sowan, bermuwajahah (bertatap muka), dan meminta pencerahan kepada para ulama.

Banyak sekali dalil, ataupun kisah-kisah yang membuktikan kebenarannya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh nabi kita Muhammad SAW kepada sahabat Abdullah Bin Abbas.

عن ابن عباس – رضي الله عنهما – قال: قيل: يا رسول الله, أيُّ جلسائنا خيرٌ. قال: » من ذكَّركم الله رؤيته, وزاد في علمكم منطقه, ذكَّركم بالآخرة عملُه «
(رواه أبو يعلى)

Dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya, dia berkata: Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah di Tanya : Ya Rasulallah, siapakah teman duduk yang paling baik? Beliau menjawab: “Orang yang ketika kamu melihatnya membuatmu teringat Allah, Apabila kamu mendengar perkataannya akan membuatmu bersemangat untuk menambah amal kebaikan, dan orang yang amalannya membuatmu mengingat akhirat.” (HR. Abu Ya’la)

Hadits tadi mengingatkan kepada kita bahwasanya sesorang yang membuat ingat kepada Allah, seseorang yang apabila kita mendengarkan perkataan mereka semakin bertambah motivasi kita untuk menambah pundi-pundi kebaikan dan bahkan semakin teringat akan kehidupan akhirat maka ia sungguh termasuk orang-orang yang beruntung karena digolongkan oleh nabi sebagai orang yang baik. Dan tidak lain mereka adalah para ulama.

Kuncup cinta tak boleh layu.
Deburan asmara mesti menggebu.
Rasa cinta adalah fitrah. Cinta ulama mengais berkah.
Penting bagi kita semua untuk menggali pembahasan tentang mencintai ulama dan memuliakannya. Hal ini agar kita lebih mampu mendekatkan diri pada sang maha kuasa melalui pendekatan dan mengikuti jejak-jejak orang-orang yang diridloi oleh Allah SWT.

Siapapakah Ulama?
Secara bahasa Ulama berasal dari kata ‘Alim yang berarti “orang yang memiliki ilmu” kemudian karena dijamakkan maka menjadi Ulama (Orang-orang yang memiliki ilmu).

Namun secara istilah, Ulama adalah mereka yang mengorbankan dirinya, hartanya, waktunya bahkan hampir semua yang ia miliki untuk menjunjung tinggi ajaran agama Allah SWT. Dengan cara mengajarkan syariat islam, berbagi ilmu pengetahuan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhamma SAW.

Ulama juga berperan mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu kepada umat agar mereka berilmu dalam beramal. Sebab keimanan, ucapan, dan perbuatan apabila dilakukan tanpa disertai dengan ilmu maka semuanya malah bisa menjadi pedang yang menghunus, baik terhadap orang lain maupun diri sendiri dan bahkan semua amalnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Sebagaimana dalam Syi’ir arab :

“Wakullu man bighoiri ilmin ya’malu, A’maluhu mardudatu laa tuqbalu”

yang artinya : setiap orang yang beramal/berbuat tanpa menggunakan ilmu, maka semua amal-amalnya di tolak / tidak diterima.

Mengapa Harus Mencintai dan Memuliakan Ulama?

Mencintai para ulama merupakan suatu kewajiban bagi kita, karena memang merekalah yang dapat menjadikan hidup kita bahagia baik di dunia maupun diakhirat.

Allah SWT Berfirman:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ

“Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu..” (QS. Ali-Imran: 18). Dalam ayat diatas, Allah SWT memulainya dengan menyebut nama-nya yang agung. Setelah itu dilanjutkan dengan menyebut malaikat lantas kemudian pada para ahli ilmu. Hal ini menunjukan bahwa betapa mulyanya ahli ilmu disisi Allah SWT hingga penyebutan ulama disandarkan dengan asma Allah dan malaikatnya. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai para ulama sebagai bagian dari ahli ilmu.

Bahkan banyak hadits-hadits yang menunjukan kepada kita untuk selalu memulyakan Ulama’ diantaranya :

Rasulullah SAW bersabda:

وقال صلى الله عليه وسلم: أكرموا العلماء فإنهم عند الله كرماء مكرمون

“Handaknya kamu semua memuliakan ulama’, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimulyakan.” (Kitab Lubabul Hadits)

وقال صلى الله عليه وسلم: فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ

Nabi SAW bersabda: “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purnama atas seluruh bintang-bintang.” (Kitab Lubabul Hadits)

فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أُمَّتِي :وفي رواية للحارث بن أبي أسامة عن أبي سعيد الخدري عنه صلى الله عليه وسلم

Dalam satu riwayat Al Harits bin Abu Usanah dari Sa’id Al Khudri ra. dari Nabi SAW bersabda : “Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas umatku.” (Kitab Tanqihul Qaul)

وقال صلى الله عليه وسلم: من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة

Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa memandang wajah orang alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah Ta’ala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat.” (Kitab Lubabul Hadits)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة

Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, barangsiapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah, dan barangsiapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga.” (Kitab Lubabul Hadits)

رواه الخطيب البغدادي عن جابر .أكْرِمُوا العُلَمَاءَ فإنَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، فَمَنْ أكرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ الله وَرَسُولَهُ :وقال صلى الله عليه وسلم

Nabi SAW bersabda : “Hendaknya kamu semua memuliakan para ulama, karena mereka itu adalah pewaris para Nabi, maka barangsiapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Al Khatib Al Baghdadi dari Jabir ra., Kitab Tanqihul Qaul)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ

Nabi SAW bersabda : “Tidurnya orang alim itu lebih utama daripada ibadah orang bodoh.” (Kitab Lubabul Hadits)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ

Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim ia seperti berjabat tangan denganku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku didunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku didunia maka aku mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadits)

وعن أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ زَارَ عَالِما فَقَدْ زَارَنِي، وَمَنْ زَارَنِي وَجَبَتْ له شَفَاعَتي، وكانَ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ أَجْرُ شَهِيدٍ

Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim berarti ia mengunjungi aku, barangsiapa mengunjungi aku maka ia wajib memperoleh syafa’atku, dan setiap langkah memperoleh pahala orang mati syahid.” (Kitab Tanqihul Qaul)

وعن أبي هريرة قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: مَنْ زَارَ عَالِما ضَمِنْتُ لَهُ عَلى الله الجَنَّةَ

Dari Abu Harairah ra., saya mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Barangsiapa mengunjungi orang alim, maka aku menjamin kepadanya dimasukkan surga oleh Allah”. (Kitab Tanqihul Qaul)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم : فقيه واحد متورع أشد على الشيطان من ألف عابد مجتهد جاهل ورع

Nabi SAW bersabda : “Seorang alim fiqih yang perwira (wara’) adalah lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah yang tekun yang bodoh lagi perwira.” (Kitab Tanqihul Qaul)

Ada suatu kisah yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Mas’ud ketika ia ditanyai oleh Rasulullah SAW. “wahai ibnu mas’ud!, duduklah sesaat dalam majelis ilmu, sekalipun tidak membawa alat tulis dan tidak menulis satu huruf pun. Karena itu lebih baik bagimu daripada memerdekakan seribu budak. dan memandang wajah ulama lebih baik bagimu daripada sedekah dengan seribu kuda di jalan Alloh. dan membacakan salam (keselamatan) kepada ulama lebih baik daripada beribadah seribu tahun.

Nabi SAW bersabda: “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah-olah ia berjabat tangan denganku. Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah-olah ia duduk berdampingan dengan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di hari kiamat.”

Subhanallah, betapa pentingnya kedudukan ulama’ bagi kebaikan kehidupan kita semua. Hingga pernah dikatakan oleh Rosulullah SAW dalam haditsnya :

“Al Ulama’ warotsatul Anbiya”

Artinya : Ulama’ adalah pewaris nabi.

Bayangkan! Kedudukan mereka menduduki posisi para pewaris nabi. Sudah tentu, mereka di mulyakan oleh Allah SWT. Maka telah sewajibnya kita memulyakan ulama’ karena dengan jalan itulah maka kita kelak akan dikumpulkan bersama mereka di syurganya Allah SWT. Sebagaimana dalam hadits nabi yang berbunyi : “Yuhsyarul Mar’u yaumal qiyamai ma’a man yuhib” Artinya: Seseorang kelak dihari qiyamat akan dikumpulkan beserta orang-orang yang ia cintai.

Namun sebaliknya, kita juga harus waspada. Jangan sampai terbesit dalam hati kita sedikit rasa tidak suka, benci kepada mereka. Karena sungguh celaka bagi orang-orang yang jauh dari ulama’ apalagi mereka tidak suka, mencela, menghina, mencaci maki bahkan menganggap mereka tak memberikan faedah kepada mereka. Dimana, orang-rang yang melakukan perbuatan tersebut berarti mereka telah melecehkan agamanya Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik.

Semoga kita dijadikan orang-orang yang selalu dekat dengan ulama. Mencintai dan memuliakannya dengan penuh keikhlasan. Serta dijadikan orang yang senantiasa tidak bosan untuk mengambil ilmu dari mereka. Agar kita menjadi orang-orang yang diangkat derajatnya dan didekatkan dengan Allah SWT.

Wallahu A’lam. (Sumber :bahrulmaghfiroh.com/kenali-dan-dekatilah-ulama/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda dan Berbagilah Di Sini.